Ari Widodo - Demak, Dinas Kesehatan Kabupaten Demak, Jawa Tengah menemukan 16 kasus leptospirosis atau penyakit kencing tikus pasca banjir di sejumlah wilayah di Demak sejak awal tahun ini.
Pada Januari 2009 ditemukan sebanyak lima kasus leptospirosis dan pada Februari sebanyak 11 kasus. Tidak ada korban jiwa akibat penyakit tersebut setelah penderita dibawa ke puskesmas dan rumah sakit. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri kencing tikus ini penularannya lebih banyak melalui air. Sehingga genangan air banjir rentan bagi warga untuk tertular penyakit tersebut.
Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Demak, Sri Hartanto kepada ELSHINTA, Minggu (15/2) pagi ini menjelaskan, penularan penyakit leptospirosis selain melalui air juga dapat melalui makanan. Bakteri kencing tikus yang masuk ke tubuh manusia dapat menyerang fungsi hati dan fungsi ginjal, sehingga apabila tidak segera mendapatkan perawatan dapat menimbulkan kematian.
Ditambahkannya, pada musim penghujan populasi tikus meningkat tajam, sehingga apabila tidak waspada dan tidak senantiasa menjaga kebersihan lingkungan maka rentan terserang penyakit leptospirosis.
Karena itu, pihaknya mengimbau kepada warga agar tidak membuang tikus di sembarang tempat, seperti di sungai dan jalan namun ditimbun atau dibakar. Selain itu, makanan dan minuman yang ada di rumah sebaiknya di tutup rapat agar tidak terjamah oleh tikus.
Penderita leptospirosis ditandai dengan gejala klinis seperti panas tinggi lebih dari 38 derajat celcius, kepala pusing, mual, mata dan kulit kuning, serta nyeri pada betis. Jika mengalami kondisi tersebut sebaiknya segera dibawa ke puskesmas dan rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan medis. (der)
http://www.elshinta.com/v2003a/readnews.htm?id=66185
0 comments:
Post a Comment