Saturday, August 14, 2010

Balada Penjual Bendera ; Lunturnya Makna Kemerdekaan

Momen menjelang ulang tahun kemerdekaan RI yang jatuh pada tanggal 17 Agustus setiap tahunnya merupakan berkah tersendiri buat para pedagang musiman. Mereka mempersiapkan segala sesuatunya hampir sebulan sebelum membawa barang dagangannya ke kota kota besar yang sudah biasa mereka datangi.

Modal yang mereka siapkan untuk membeli kain, membagi ke kelompok penjahit, sampai pada persiapan biaya pengangkutan ke kota tujuan memerlukan modal yang tidak sedikit. Momen hari kemerdekaan adalah harapan buat keluarga mereka untuk menambah penghasilan dari berkah penjualan bendera merah putih.


Lesu Pembeli

Di Tangerang misalnya, seperti pada kota besar lainnya hampir di sepanjang jalan dari mulai keluar pintu tol Tangerang menuju ke arah BSD ( Bumi Serpong Damai ), di sepanjang jalan hampir dipenuhi oleh para pedagang musiman penjual bendera ini. Mulai dari bendera Merah Putih dari plastik, sampai berbagai ukuran dari kain bergelayutan dipajangan ditiup angin, umbul umbul warna warni berbagai ukuran dan berbagai warna juga tidak ketinggalan mereka tawarkan.

"Tahun ini paling sepi mas pembelinya, biasanya sehari bisa laku 20 - 30 bendera, tapi tahun ini paling banyak 10 bendera seharian", kata pedagang yang mengaku dari Garut. Memang di Tangerang, para pedagang musiman bendera biasanya datang dari Garut dan Tasikmalaya dan sekitarnya. Kebanyakan dari mereka mengaku hanya menjualkan punya bos. Seorang bos bendera biasanya punya 5 sampai 10 penjual tergantung kemampuan modalnya. Tahun ini minat pembelian bendera menurun drastis. ( Warta Kota 13 Agustus 2010, Hal. 22 )

Lunturnya Makna Kemerdekaan

Boleh jadi lesunya minat beli bendera untuk memperingati HUT kemerdekaan RI yang ke 65 ini bebarengan dengan bulan puasa Ramadhan, sehingga harga harga bahan pokok yang sudah lebih dulu mengalami kenaikan yang cukup tinggi memaksa orang untuk berhemat dan mendahulukan kebutuhan pokok selama Ramadhan dan menjelang hari raya Iedul Fitri.

Sehingga untuk pemasangan bendera masih bisa menggunakan barang lama yang masih disimpan di alemari, meskipun untuk mencarinya harus bongkar lemari sana, bongkar lemari di gudang karena sudah lupa menaruhnya. Sehingga, bolehlah diamati bendera yang dipasang di depan rumah masyarakat kita kelihatan warna warni karena sudah luntur dimakan usia.

Apakah pertanda bangsa ini sudah mulai luntur menghargai makna kemerdekaan yang didapatkan dengan darah dan perjuangan berat para pahlawan pendahulu kita ?

65 Tahun, Masih Dipersimpangan

Setelah era reformasi sukses menggusur orde baru yang hampir 32 tahun berkuasa dibawah kepemimpinan Pak Harto, Indonesia memasuki babak baru dengan membuktikan ke seluruh dunia yang sukses melewati pemilu untuk presiden dan legeslatif secara langsung. Oleh para pengamat, Indonesia sudah mampu mensejajarkan dirinya sebagai negara demokrasi kelas dunia, bahkan dikatakan negeri demokratis ketiga setelah Amerika dan India.

Dalam kebanggaan sebagai negara demokratis, seluruh rakyatnya menaruh harapan besar kepada para pemimpinnya untuk mengangkat tingkat kesejahteraan kehidupan mereka, menuju masyarakat yang adil makmur, aman, sejahtera ( Baldatun Thoyyibatun Warobbun Ghofuur ).

Harapan itu masih ada, meski dalam perjalanannya menuju kesana para pemimpin republik ini seolah masih dipersimpangan jalan, masih harus memilih yang mana arah yang mesti ditempuh.

Meskipun akrobat para politisi dan penguasa sering membuat muak kita semua, optimisme kita untuk membangun harus tetap kita pupuk demi kejayaan negeri Indah ini. Semoga......

0 comments:

Post a Comment

Related Posts with Thumbnails

The Pure of Wisdom

People who have a sincere policy is just a normal person. Something of the incredible human and extraordinary will not survive long. Who survive long is it - the simple and ordinary prose. All that is made will be lost their natural taste. Only natural that only the pure.
-------------------------------------------------------------------------------------------
Orang yang memiliki kebijakan sejati hanyalah orang biasa. Sesuatu karya manusia yang menakjubkan dan luar biasa tidak akan bertahan lama. Yang bertahan lama adalah hal - hal yang sederhana dan biasa biasa saja. Semua yang dibuat akan kehilangan rasa alaminya. Hanya yang alami saja yang sejati.
 
© Copyright by angkatan 87 : SMA 1 DEMAK  |  Template by Blogspot tutorial