Thursday, August 5, 2010

Kaki Gerak, Dapur Tetap Ngebul

Pagi ini cuaca kota Karawang diselimuti awan tipis dengan gerimis rintik rintik yang mulai berjatuhan menyapu debu di hamparan bumi yang "mbleduk" akibat panas seharian sebelumnya. Hujan gerimis seperti ini biasanya bakalan berlangsung lama, paling tidak minimal 3 jam baru berhenti, atau bahkan bisa sampai sore hari seperti kejadian seminggu sebelumnya.

"Adek berangkat sekolahnya dianterin Bapak saja ya, pakai mobil", begitu tawaran yang saya ajukan pada anak saya yang masih duduk di kelas 3 SD. Setelah naik kelas 3, sekolahnya saya pindah ke sebuah sekolah SD IT di Kota Karawang dari sebelumnya di SD Negeri I Duren, Klari. Jadi berangkatnya lebih awal karena jarak sekolah yang semula hanya 2 km, kini menjadi 11 km dari rumah.


Alasan Pindah Sekolah

SD Negeri tempat sekolah sebelumnya sebetulnya cukup bagus kwalitasnya, terbukti semua lulusan dari SDN 1 Duren tersebut mudah diterima di SMP faforit di Klari, ataupun Karawang. Anak saya yang pertama lulus dari SD tersebut, dan sekarang sudah meneruskan jenjang SLTA di SMA IT boarding school As Syifa di Subang.

Hanya saja, setelah ada penggabungan ( merger ) antara SDN 1 dan SDN 2 Duren, jadwal jam sekolahnya jadi kacau, terkadang masuk jam 7.00 pagi, minggu depan jam 10,kemudian jam 1 siang atau jam 3 siang baru masuk. Maklum, mereka harus mengatur ruangan yang disesuaikan dngan daya tampung siswa meskipun hal ini bisa disiasati dengan pembatasan jumlah penerimaan siswa. Beginilah rata rata sekolah di negeri kita, menomor satukan gratis biaya, menomor sekiankan kualitas pengajaran.

Tidak mau ambil resiko pada beban psikologis anak, yah dengan Bismillah anak saya pindahkan ke SD IT swasta di Karawang dengan resiko jarak yang cukup lumayan jauh dan harus berangkat lebih awal.


Situasi Ekonomi Saat Ini

Begitu mobil saya sampai di lampu merah di jalan arah Tol Karawang Timur, di depan saya ada mobil angkutan umum Bus tiga perempat, biasa disebut bus "Tiger" ( tiga prapat ) jurusan Cikampek Bekasi yang berhenti karena lampu merah sedang menyala. Di belakangnya tertulis kalimat "Kaki Gerak, Dapur Tetap Ngebul", sebuah kalimat klise lawas yang hampir semua orang mengerti maknanya. Kalau mau dapur tetap ngebul dan hidup, kita harus mau menggerakkan kaki untuk mencari rizki yang terhampar luas di muka bumi ini.

"Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung." ( QS Al Jumu'ah 62 : 10 )

Dalam situasi ekonomi sekarang, dimana rakyat hanya dipertontonkan dengan perilaku buruk para pemimpin dan politisi negeri ini yang korup dan sulit dibrantas. Uang milyaran rupiah dari hasil pajak yang dinikmati segelintir orang dengan jabatannya, pengusutan kasus triliunan rupiah Bank Century yang mandek itu sangat dan sungguh melukai hati rakyat negeri indah ini. Dimana banyak dari mereka harus banting tulang, memeras keringat berpeluh debu hanya demi mendapatkan makanan untuk hari ini, sulit mendapatkan jaminan kesehatan yang layak, bahkan mereka ada yang rela anaknya yang baru dilahirkan disandera oleh rumah sakit karena tidak mampu membayar biaya persalinan. Sungguh sangat ironis dengan kehidupan para elit politik yang berkantor di senayan, dengan seenaknya membolos, dengan entengnya mengajukan dana aspirasi milyaran rupiah.

Yang Penting Action

Melihat carut marut kehidupan politik dan perilaku para penguasanya dari Legislatif, eksekutif, maupun gang Yudikatif membuat rakyat semakin apatis dan krisis kepercayaan terhadap pemimpinnya, sementara kelangsungan hidup keluarganya harus tetap berlangsung.

Daripada pusing ikut berdemo, berkomentar, dan menyampaikan aspirasi yang jelas jelas bakalan mandek dan kandas ditelan angin, lebih baik kita song song dan arahkan gerak kaki kita menyambut dan mencari rizki yang halal, dengan menebarkan salam ke semua orang, menebar amal kebaikan sepanjang jalan. Action action, lakukan lakukan ...lakukan. Seperti yang dilakukan Pong Hardjatmo... langsung action meskipun oleh kalangan wakilnya di DPR diangap tindakan bodoh. Lebih baik bodoh dari pada KORUP.

0 comments:

Post a Comment

Related Posts with Thumbnails

The Pure of Wisdom

People who have a sincere policy is just a normal person. Something of the incredible human and extraordinary will not survive long. Who survive long is it - the simple and ordinary prose. All that is made will be lost their natural taste. Only natural that only the pure.
-------------------------------------------------------------------------------------------
Orang yang memiliki kebijakan sejati hanyalah orang biasa. Sesuatu karya manusia yang menakjubkan dan luar biasa tidak akan bertahan lama. Yang bertahan lama adalah hal - hal yang sederhana dan biasa biasa saja. Semua yang dibuat akan kehilangan rasa alaminya. Hanya yang alami saja yang sejati.
 
© Copyright by angkatan 87 : SMA 1 DEMAK  |  Template by Blogspot tutorial