Bagaimana Jika Fitur BlackBerry Diblokir di Indonesia

Mulai bulan Oktober 2010 yang akan datang, pengguna BlackBerry di Uni Emirat Arab ( UAE ) tampaknya akan merosot drastis karena pada bulan tersebut pemerintah UAE memberlakukan pemblokiran terhadap fitur fitur BlackBerry yang dikenal sebagai handphone canggih terlaris di dunia itu. ( Kompas, 4 Agustus 2010 hal. 9 )

Alasan pemblokiran yang dilakukan otorita pemerintah UAE adalah demi melindungi data rahasia dan kemanan kedaulatan dari ancaman asing. Mengingat setiap pengguna BlackBerry di seleuruh dunia, semua data penggunanya tersimpan dan terkirim secara otomatis ke komputer perusahaan BlackBerry di luar negeri ( di Research In Motion ( RIM ), perusahaan berbasis di Canada, produsen BlackBerry ).

Fitur BlackBerry yang akan terblockir oleh pemerintah UAE adalah email ( surat elektronik ), web browsing ( mesin pencari jejaring ), dan roaming on messenger. Fitur fitur tersebut memungkinkan terjadinya kebocoran rahasia negara tersebut ke luar negeri, mengingat setiap pengguna BlackBerry yang memanfaatkan fitru tersebut secara otomatis data dan informasinya akan terkirim ke server komputer perusahaan RIM tersebut.

Meskipun banyak yang menentang terhadap kebijakan pemerintah UAE ini terutama Amerika, pihak UAE melalui dubes untuk Amerika Yousef al Oteiba bersikukuh tetap akan memberlakukan pemblokiran terhadap fitur BlackBerry Oktober nanti. Pihak Amerika menuduh, pemblokiran terhadap fitur tersebut sebagai pelangaran terhadap hak dasar manusia HAM, hak untuk kebebasan yang seluas luasnya mengakses dan mendapatkan informasi. Hal yang selama ini dijadikan alasan Amerika terhadap negara negara yang berusaha melindungi kedaulatannya sementara data rahasia perang Amerika Afganistan yang bocor, mereka akan usut tuntas siapa yang membocorkan karena dokumen rahasia perang mereka tidak boleh pihak lain tahu. Sungguh sangat ironis.

Meskipun ada indikasi pemblokiran terhadap fitur BlackBerry adalah unsur serangan balik terhadap pabrikannya, karena dari pemerintah UAE meminta dibukakan akses terhadap jaringan yang dirahasiakan BlackBerry, tetapi permintaan tersebut ditolak dan tidak diberikan sampai sekarang, sehingga pemerintah UAE memberlakukan pemblokiran terhadap fiturnya dan secara tidak langsung para pengguna BlackBerry di negeri pusat perdagangan dan bisnis terbesar di kawasan timur tengah ( Arab ) itu akan meninggalkan produk tersebut.

Atau, ada taktik bisnis dengan memberikan kesempatan kepada pabrikan lain pesaing BlackBerry masuk menguasai pasar UAE dengan kompensasi keuntungan yang lebih besar kepada pemerintah UAE sebagai imbalannya.

Lepas dari strategi keamanan negara atau keuntungan bisnis UAE, di Indonesia para pengguna BlackBerry sudah mencapai ratusan ribu pemakai. Sudah selayaknya pemerintah kita memikirkan dari sisi keamanan negeri ini, dari segi keuntungan bisnis, dan moral etika dan akhlak bangsa ini akibat sudah begitu canggihnya gadget yang mudah didapatkan, tetapi tidak disikapi dan diteliti efek yang bakal terjadi.