Thursday, September 16, 2010

Meneladani Pada Makna Filosofi Lima Jari

Filosofi Lima JariUsai sudah umat Muslim merayakan hari raya Iedul Fitri 1431 H yang jatuh serempak pada tanggal 10 September 2010. Lebaran di Indonesia kali ini tidak banyak diwarnai kontraversi seputar perbedaan tanggal jatuhnya 1 syawal.

Hampir semua komponen dan organisasi Islam terbesar seperti Nahdhatul Ulama ( NU ), dan Muhammadiyah sepakat dengan yang ditetapkan pemerintah melalui Departemen Agama dengan sidang isbatnya menetapkan 10 September 2010 sebagai jatuhnya hari raya lebaran.


Seperti tahun - tahun sebelumnya, sebagai perantau yang terpaksa mencari penghidupan di lain daerah, momen lebaran merupakan hari yang sangat ditunggu untuk pulang kampung mengunjungi orang tua dan saudara di kampung halaman.

Saya yang bekerja dan sudah bertempat tinggal di Karawang, Jawa Barat harus melakukan ritual mudik ke dua tempat berbeda di jawa tengah. Ke Klaten bersilaturrahmi dengan orang tua dan saudara dari istri, kemudian ke Demak dengan orangtua dan saudara tempat saya dilahirkan. Mudah mudahan, apa yang saya lakukan dalam rangka silaturrahmi di hari lebaran kemarin dicatat hanya untuk mencari ridho Allah semata.

Paguyuban Keluarga Hardjo Prawiro

Dari keluarga istri di Klaten, setiap hari kedua lebaran diadakan pertemuan keluarga besar trah/ keturunan Mbah - Eyang Hardjo Prawiro. Pertemuan keluarga besar Hardjo Prawiro ini dilakukan dengan bertujuan untuk mempererat tali silaturrahmi dan kekeluargaan yang sudah bermukim hampir di seantero negeri ini.

Mulai dari Papua, Kalimantan, Semarang, Yogyakarta, Jakarta, Karawang semua guyub datang dan mendukung ikatan keluarga besar dari eyang Hardo Prawiro. Buktinya, trah keluarga berhasil membentuk Paguyuban Keluarga Besar Hardjo Prawiro, yang kemudian disingkat sebagai PKBHP yang bermarkas di desa Planggu, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten.

PKBHP ( Paguyuban Keluarga Besar Hardjo Prawiro ) ini beranggotakan lebih dari 100 orang dan sukses mengadakan acara pertemuan halal bihalal serta musyawarah keluarga pada 11 September 2010 di rumahnya keluarga besar bulek Sus Karanganyar, Planggu.

Filosofi Lima Jari

Pada acara siraman rohani dan mauidhoh hasanah yang disampaikan seorang ustadz ( namanya lupa ) dari Klaten, sangat menarik. Cara penyampaiannya yang banyak diselingi dengan humor membuat para saudara PKBHP yang hadir terlihat santai menyimak dan tidak terasa penat meskipun cukup lama ( sekitar hampir 45 menit ).

Dalam salah satu nasihatnya, sebuah keluarga besar harus menganut filosofi lima jari yang dalam membina kerukunan. Kelima jari diibaratkan dalam hubungan keluarga ada bermacam macam perbedaan. Berbeda kedudukan, ada yang muda, ada yang lebih tua, ada yang sukses berkarir, ada yang biasa, ada yang kecil, ada yang gemuk dan besar dan lain sebagainya.

Tapi kelima jari tangan kita yang bermacam model dan berbeda panjangnya tersebut akan bersatu dan berkedudukan sama panjang jika jari kita sedang "mulok" nasi ( makan menggunakan tangan ). Hal inilah yang patut kita ambil contoh, meskipun kita punya kedudukan yang bermacam macam dalam mencari penghidupan, terutama yang bekerja secara tim, unsur kesetaraan dalam menyelesaikan pekerjaan harus menjadi roh dan semangat utama kebersamaan.

Pesan sederhana pada pertemuan halal bihalal PKBHP tahun ini, sangat membawa kesan berarti pada diri pribadi saya, terutama pada semangat kebersamaan di negeri ini yang kian hari mulai luntur, digerogoti oleh mental individualis yang disebarkan oleh ideologi kapitalis yang mulai menebar ancaman di seluruh pelosok negeri indah ini.

0 comments:

Post a Comment

Related Posts with Thumbnails

The Pure of Wisdom

People who have a sincere policy is just a normal person. Something of the incredible human and extraordinary will not survive long. Who survive long is it - the simple and ordinary prose. All that is made will be lost their natural taste. Only natural that only the pure.
-------------------------------------------------------------------------------------------
Orang yang memiliki kebijakan sejati hanyalah orang biasa. Sesuatu karya manusia yang menakjubkan dan luar biasa tidak akan bertahan lama. Yang bertahan lama adalah hal - hal yang sederhana dan biasa biasa saja. Semua yang dibuat akan kehilangan rasa alaminya. Hanya yang alami saja yang sejati.
 
© Copyright by angkatan 87 : SMA 1 DEMAK  |  Template by Blogspot tutorial