Saya adalah aktor, yang hanya bisa mendengar kata cut dan action jadi mohon maaf kalau saya langsung beraksi. Itulah sepenggal kalimat yang muncul dari mulut Pong Harjatmo setelah aksi corat coretnya di atap gedung DPR menuai banyak polemik.
Aktor yang masa mudanya lebih sering memerankan tokoh antagonis dan konyol tersebut kini sudah berusia 68 tahun. Lama tidak tampak dan muncul tiba tiba mengagetkan publik dengan aksi yang tergolong nekat. Bisa jadi merupakan partisipasi Pong Harjatmo untuk mengekspresikan harapannya dengan caranya sendiri dengan harapan para pemimpin negeri ini, para politisi, para penegak keadilan, dan pengemban amanat untuk mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia membaca seruan Pong Harjatmo, yang juga merupakan harapan kita semua agar pemimpin kita menjunjung tinggi kejujuran, ketegasan, dan adil yang seadil adilnya.
Apa yang dilakukan Pong Harjatmo merupakan akibat dari kemandekan komunikasi antara penguasa dan rakyatnya, akumulasi dari kekecewaan publik terhadap polah tingkah penguasa yang kurang cepat tanggap mengambil tindakan terhadap permasalahan rakyatnya, malah sebaliknya para elit politik bermain akrobat dan trik trik yang dipertontonkan tak lain hanya untuk kepentingan dan kemenangan kelompoknya semata. Hati nuraninya sudah tumpul oleh aturan aturan birokrasi dan pasal pasal keadilan dan hukum yang dilontarkan untuk bersilat lidah dan beradu argument antar lembaga yang membuat masyarakat muak.
Boleh jadi apa yang dilakukan Pong Harjatmo di mata para anggota dewan adalah tindakan tolol dan tidak berpendidikan. Bahkan kalangan artis yang duduk sebagai anggota dewan yang terhormat seperti Inggrid Kansil, Primus, menyayangkan tindakan Pong Harjatmo yang melakukan aksi corat coret di atap gedung DPR.
"Ada empat gedung yang menjadi sasaran saya, tapi saya tidak akan katakan gedung mana lagi yang akan saya corat coret", kata Pong. Yang jelas gedung sasarannya adalah lembaga tinggi negara di republik ini. Negeri indah dimana aku dilahirkan, negeri yang bukan dalam cerita kitab suci yang akan ditenggelamkan karena ulah ingkar para pemimpinnya, tetapi negeri harapan, negeri indah dan damai dimana para pemimpinnya jujur, tegas, dan adil seperti kalimat yang ditorehkan Pong Harjatmo di atap gedung wakil rakyat ( DPR ) beberapa hari yang lalu. Semoga.
0 comments:
Post a Comment