Malam menjelang peringatan HUT Kemerdekaan RI, selalu dimanfaatkan warga untuk tirakan. Namun, pada malam tirakatan di Demak Kota kemarin, tidak berjalan mulus. Banyak acara tirakan terpaksa bubar mendadak karena diguyur hujan cukup lebat.
Seperti terjadi di RT 1 RW 10 Kampung Tanubayan, Kelurahan Bintoro, Demak. Malam tirakatan yang dikonsep dengan kesenian tradisional berupa pertunjukan kentrung tidak bisa tuntas.
Pasalnya, ketika mbah Syamsuri, sang pemain kentrung baru setengah main menceritakan perjalanan Sunan Kalijaga, tiba-tiba hujan turun. Ia pun terpaksa bergegas meninggalkan panggung tanpa atap untuk berteduh.
Bukan hanya pemain kentrung yang mencari tempat teduh, ratusan warga yang tadinya asyik menikmati cerita mbah Syamsuri pun berhamburan menyelamatkan diri dari hujan.
Ketua RT setempat, Sutrimo mengaku tidak mengira akan turun hujan. Sebab, saat ini masih musim kemarau. ’’Tetapi kami memandang ini berkah yang turun di malam kemerdekaan RI,’’ katanya menghibur warga lainnya.
Menurutnya, kesenian kentrung masih cukup diminati warga. Karena itu banyak warga dari kampung lain yang datang berbondong-bondong ketika mendengar ada kentrung di daerahnya. Namun saat kentrung baru berjalan setengah main, hujan datang seakan menyudai pertunjukan tersebut. ’’Kami ingin nguri-nguri kebudayaan lama. Kebetulan di Demak ini seniman kentrung tinggal seorang, yakni mbah Syamsuri,’’ ujarnya.
Meski hujan, tirakan yang digelar RT 1 RW 3 Desa Katonsari Demak tetap berlangsung, karena panitia membuat panggung dengan atap tertutup. Malam tirakatan yang dilaksanakan bersamaan resepsi HUT RI itu, berjalan meriah dengan diisi pentas seni serta penyerahan hadiah lomba-lomba yang dilaksanakan sebelumnya.
Sementara itu, sore hari setelah upacara peringatan hari kemerdekaan, sejumlah desa menggelar berbagai perlombaan. Perlombaan bernuansa hiburan itu, diantaranya panjat pinang, tarung bantal, dan lainnya. Sumber http://suaramerdeka.com
0 comments:
Post a Comment