Tulisan ini saya persembahkan khususnya untuk para pengrajin di Kabupaten Demak, supaya lebih tergerak dalam membangun pasar yang lebih luas bahkan sampai ke manca negara sebagai pasar yang potensial, seperti yang ditunjukkan para pengrajin bola sepak dari Majalengka seperti pada tulisan ini.
Walaupun tim nasional sepak bola Indonesia belum pernah menembus putaran final Piala Dunia (World Cup), namun setidaknya rakyat Indonesia masih bisa tetap berbangga diri karena ternyata bola sepak yang dipergunakan selama putaran final Piala Dunia
adalah bola sepak buatan Indonesia.
Yang lebih membanggakan lagi adalah bola sepak yang dipakai di putaran final Piala Dunia tersebut ternyata bola sepak yang dibuat oleh sebuah perusahaan kecil menengah (UKM) berlokasi di sebuah kota kabupaten di Jawa Barat, yaitu Majalengka.
Adalah PT Sinjaraga Santika Sport, sebuah perusahaan yang mengkhususkan diri dalam
industri pembuatan bola dan telah berhasil mengembangkan teknik dan metode pembuatan
bola sepak berkualitas tinggi hingga diakui oleh dunia internasional. Salah satu bentuk nyata dari pengakuan dunia internasional tersebut adalah dipergunakannya bola sepak buatan PT Sinjaraga Santika PT Sinjaraga Santika Sport telah dipercaya oleh Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) memenuhi kebutuhan bola sepak pada penyelenggaraan putaran final Piala Dunia 1998 di Paris, Prancis.
Perusahaan tersebut kini menjadi satusatunya perusahaan industri pembuat bola
yang sudah memperoleh sertifikat ISO 9001 versi 2000 yang diperolehnya pada bulan April 2003 lalu. Selain kualitas produk bola buatan PT Sinjaraga Santika Sport juga telah mendapatkan pengakuan dari kalangan masyarakat Eropa dengan diraihnya ‘CE Mark’(CE=Community Europe) dari Instituto Italiano Sicurezza Del Giocattoli (EC-Notified Body, 0376).
Sebagian besar (sekitar 75%) bola produksi PT Sinjarga Santika Sport diekspor ke berbagai negara termasuk ke negaranegara Timur Tengah, Jepang, Korea, Amerika Serikat, Eropa dan kini juga mulai menembus pasar Amerika Latin.
Perusahaan tersebut kini tidak hanya memproduksi bola sepak tetapi juga bola
voli dan bola basket. Bola hasil produksi PT Sinjaraga Santika Sport tersebut dipasarkan dengan merek milik sendiri ‘Triple S’ atau dengan merek milik perusahaan pemesan.
Dalam kegiatan produksinya PT Sinjaraga Santika Sport melibatkan sekitar 2.000 anggota masyarakat pengrajin bola di sekitar Majalengka yang kini telah berkembang menjadi kawasan home industry bola binaan PT Sinjaraga Santika Sport.
Dengan dukungan 200 karyawan tetap, PT Sinjaraga Santika Sport menerima produk bola
setengah jadi yang dikerjakan oleh pengrajin home industry untuk selanjutnya mendapatkan sentuhan finishing touch di workshop milik perusahaan tersebut sambil diuji dan diawasi kualitasnya.
Untuk menjaga kualitas produk bola setengah jadi yang dikerjakan oleh kalangan
pengrajin rumahan, PT Sinjaraga Santika Sport menerapkan sistem pengawasan mutu yang
cukup ketat dengan menyebarkan sembilan unit Quality Control (QC) di setiap lokasi kompleks rumah perajin untuk mengawasi mutu produk yang dihasilkan para perajin rumahan. Untuk setiap unit atau tahapan kerja PT Sinjaraga Santika Sport menempatkan satu bagian QC yang akan mengawasi secara ketat persyaratan mutu pada produk yang dihasilkan. Walaupun proses pembuatan bola disub-kontrakkan kepada para pengrajin rumahan binaan perusahaan tersebut, namun masalah mutu tidak menjadi kendala mengingat perusahaan tersebut telah berhasil menerapkan sistem quality control yang ketat dengan baik.
Adalah PT Sinjaraga Santika Sport, sebuah perusahaan yang mengkhususkan diri dalam
industri pembuatan bola dan telah berhasil mengembangkan teknik dan metode pembuatan
bola sepak berkualitas tinggi hingga diakui oleh dunia internasional. Salah satu bentuk nyata dari pengakuan dunia internasional tersebut adalah dipergunakannya bola sepak buatan PT Sinjaraga Santika PT Sinjaraga Santika Sport telah dipercaya oleh Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) memenuhi kebutuhan bola sepak pada penyelenggaraan putaran final Piala Dunia 1998 di Paris, Prancis.
Perusahaan tersebut kini menjadi satusatunya perusahaan industri pembuat bola
yang sudah memperoleh sertifikat ISO 9001 versi 2000 yang diperolehnya pada bulan April 2003 lalu. Selain kualitas produk bola buatan PT Sinjaraga Santika Sport juga telah mendapatkan pengakuan dari kalangan masyarakat Eropa dengan diraihnya ‘CE Mark’(CE=Community Europe) dari Instituto Italiano Sicurezza Del Giocattoli (EC-Notified Body, 0376).
Sebagian besar (sekitar 75%) bola produksi PT Sinjarga Santika Sport diekspor ke berbagai negara termasuk ke negaranegara Timur Tengah, Jepang, Korea, Amerika Serikat, Eropa dan kini juga mulai menembus pasar Amerika Latin.
Perusahaan tersebut kini tidak hanya memproduksi bola sepak tetapi juga bola
voli dan bola basket. Bola hasil produksi PT Sinjaraga Santika Sport tersebut dipasarkan dengan merek milik sendiri ‘Triple S’ atau dengan merek milik perusahaan pemesan.
Dalam kegiatan produksinya PT Sinjaraga Santika Sport melibatkan sekitar 2.000 anggota masyarakat pengrajin bola di sekitar Majalengka yang kini telah berkembang menjadi kawasan home industry bola binaan PT Sinjaraga Santika Sport.
Dengan dukungan 200 karyawan tetap, PT Sinjaraga Santika Sport menerima produk bola
setengah jadi yang dikerjakan oleh pengrajin home industry untuk selanjutnya mendapatkan sentuhan finishing touch di workshop milik perusahaan tersebut sambil diuji dan diawasi kualitasnya.
Untuk menjaga kualitas produk bola setengah jadi yang dikerjakan oleh kalangan
pengrajin rumahan, PT Sinjaraga Santika Sport menerapkan sistem pengawasan mutu yang
cukup ketat dengan menyebarkan sembilan unit Quality Control (QC) di setiap lokasi kompleks rumah perajin untuk mengawasi mutu produk yang dihasilkan para perajin rumahan. Untuk setiap unit atau tahapan kerja PT Sinjaraga Santika Sport menempatkan satu bagian QC yang akan mengawasi secara ketat persyaratan mutu pada produk yang dihasilkan. Walaupun proses pembuatan bola disub-kontrakkan kepada para pengrajin rumahan binaan perusahaan tersebut, namun masalah mutu tidak menjadi kendala mengingat perusahaan tersebut telah berhasil menerapkan sistem quality control yang ketat dengan baik.
0 comments:
Post a Comment