Masih Ada Lembaran Kosong Pada "Buku Putih" Kehidupan Kita

Film "The Mighty" yang antara lain dibintangi Sharon Stone, mengisahkan persahabatan unik antara 2 anak remaja bernama Max Kane dan Kevin Dillon atau biasa disebut Freak. Max Kane memmpunyai postur tubuh tinggi besar, tetapi daya pikirnya agat terbelakang dibandingkan anak-anak sebaya lainnya. Dia sudah 2 kali tinggal kelas hanya karena dia tidak bisa membaca. Sedangkan Kevin adalah tetangga baru Max yang barusan pindah dari St.Louis. Kevin seorang anak jenius dan pintar dalam segala bidang, namun memiliki tubuh yang cacat sejak lahir, yaitu kelainan pada tulang belakangnya.
Mereka secara tak sengaja menjadi sahabat dekat, dan kemana-mana Max selalu menggendong Kevin di bahunya. Seolah-olah mereka bersatu bersimbiose, Kevin memberikan otaknya pada Max, Max memberikan fisik yang sehat untuk Kevin. Bersama-sama mereka menempuh persahabatan yang menegangkan. Namun pada akhirnya karena kelainan yang diderita Kevin, ia meninggal dunia. Max sempat terpukul dan menjadi bodoh lagi.


Namun Max sadar bahwa tindakannya ini salah dan memutuskan untuk belajar. Berkat didikan Kevin selama ia hidup, akhirnya Max bisa membaca dan menulis serta tidak terbelakang lagi.

Film ini kami putar lebih tiga tahun lalu, ketika kami melakukan outing bersama-sama satu tim. Salah satu internalisasi yang kami lakukan setelah melihat film itu adalah adegan di mana Kevin memberikan sebuah "buku putih" polos kepada Max sebagai hadiah Natal sebelum meninggal dunia. Kevin tahu bahwa Max sudah pandai menulis dan membaca sehingga ia mengharapkan Max agar megisi buku putih yang masih kosong itu. Hidup ini seperti sebuah buku putih yang kosong. Yang kamu perlukan adalah menuliskan kisah-kisah di dalamnya, begitu kurang lebih pesan Kevin memberikan semangat kepada Max.

Di minggu-minggu ini ketika sebagian besar kita bersemangat memulai menunaikan ibadah puasa, saya jadi teringat kembali ketika semua teman-teman dalam acara outing itu "bertekad" untuk menuliskan "kisah-kisah" yang positif dalam "buku putih" kehidupan mereka masing-masing. Setelah tiga tahun berlalu, setelah sebagian besar dari kami tidak bekerja bersama-sama lagi, tentu "kisah-kisah" yang mereka tuliskan dalam "buku putih" masing-masing sangatlah beragam.

Sesungguhnya, ada banyak lembaran putih kosong yang masih tersisa dalam "buku putih" kehidupan kita. Anda pun masih mempunyai banyak kesempatan dan pilihan kisah yang bisa Anda tuliskan di dalamnya. Apakah Anda mengarahkannya untuk sebuah happy-ending, atau sebaliknya. Tetapi Anda harus ingat, waktu kita terbatas untuk segera sampai ke halaman akhir "Buku Putih" itu. Anda pun tidak bisa menghapus apa yang sudah Anda tuliskan di dalamnya. Bukankah waktu dan apa yang sudah terjadi tidak bisa terulang kembali?